Panduan Lengkap Zakat Penghasilan & Zakat Profesi Menurut Islam (Mudah & Terpercaya)

ilustrasi zakat penghasilan dan zakat profesi 2,5 persen

Zakat penghasilan yang sering disebut juga zakat profesizakat pendapatan, atau zakat gaji adalah zakat yang dikeluarkan dari setiap penghasilan halal yang diperoleh seseorang melalui pekerjaan, profesi, atau keahliannya. Penghasilan tersebut bisa berupa gaji bulanan, honor, fee freelance, komisi, bonus, pendapatan bisnis jasa, hingga hasil kerja profesional seperti dokter, desainer, konsultan, guru privat, dan lainnya.

Secara konsep, zakat penghasilan merupakan bagian dari zakat mal, yaitu zakat atas harta yang berkembang. Dalam konteks zaman modern, pendapatan seorang pekerja dianggap sebagai harta yang berkembang secara rutin, sehingga wajib dizakati ketika telah mencapai nisab dan haul tertentu atau dibayarkan setiap bulan sesuai kemampuan.

Baca juga : Zakat: Pengertian, Hukum, Jenis, dan Manfaat Zakat dalam Islam

Dasar Pemikiran dan Landasan Fiqh Zakat Penghasilan

Walaupun zakat penghasilan tidak disebutkan secara eksplisit dalam istilah klasik, para ulama kontemporer – seperti Syekh Yusuf Al-Qaradawi – menegaskan bahwa setiap bentuk harta yang diperoleh dari profesi dan pekerjaan termasuk dalam kategori harta wajib zakat. Hal ini sejalan dengan spirit Al-Qur’an dalam Surah At-Taubah ayat 103:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin juga menyatakan bahwa segala bentuk harta yang berkembang dan menjadi kelebihan dari kebutuhan hidup layak, memiliki kewajiban zakat sebagai bentuk penyucian dan pemerataan sosial.

Demikian pula Imam Nawawi menekankan jihad sosial berupa zakat sebagai bentuk tanggung jawab moral seorang muslim untuk menjaga keberkahan hartanya.

Hadis Nabi tentang Keutamaan Menunaikan Zakat Penghasilan

Rasulullah SAW bersabda:

“Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi dasar kuat bahwa zakat bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi pintu keberkahan rezeki. Ketika pendapatan seseorang dizakati, Allah menjanjikan keberkahan dan ketenangan batin. Hal ini berlaku pula bagi zakat penghasilan yang dikeluarkan dari gaji atau profesi.

Baca juga : Lengkap! Beda Zakat Infak dan Sedekah beserta Contohnya

Perbedaan Zakat Penghasilan dengan Zakat Mal

Walaupun sering dibahas bersama, keduanya memiliki perbedaan:

  • Zakat mal: mencakup harta seperti tabungan, emas, perak, investasi, hasil pertanian, hewan ternak, barang dagangan.
  • Zakat penghasilan: fokus pada pendapatan yang diterima dari aktivitas kerja atau profesi.

Namun, menurut fatwa para ulama dan lembaga zakat, zakat penghasilan bagian dari zakat mal, hanya berbeda pada objek harta dan waktu penunaiannya.

Apakah Zakat Penghasilan Wajib?

Mayoritas ulama kontemporer menyatakan wajib, terutama apabila:

  1. Penghasilan mencapai nisab setara 85 gram emas.
  2. Penghasilan melebihi kebutuhan pokok.
  3. Dikeluarkan sesuai standar 2,5%.

Lembaga zakat resmi seperti Lazismu juga mengacu pada pandangan ini dalam operasional zakat penghasilan.

Kenapa Zakat Penghasilan Itu Penting di Era Modern?

  • Pendapatan profesional menjadi sumber utama pendapatan umat Islam.
  • Banyak muslim bekerja di sektor formal & informal dengan penghasilan rutin.
  • Zakat penghasilan membantu pemerataan ekonomi secara langsung.
  • Pekerja profesional dapat menunaikan zakat dengan mudah setiap bulan.

Zakat penghasilan menjadi sarana agar harta tetap bersih, berkah, dan berdampak sosial besar—terutama ketika disalurkan melalui lembaga amanah seperti Lazismu Jateng melalui platform resmi lazismupeduli.id.

Bentuk dan Sumber Penghasilan yang Wajib Dizakati

Zakat penghasilan tidak hanya berlaku untuk gaji karyawan saja. Dalam perspektif syariah, seluruh pendapatan halalyang diterima seseorang—baik rutin maupun tidak rutin—termasuk kategori harta yang berkembang. Artinya, semua bentuk penghasilan tersebut wajib dizakati bila telah mencapai nisab zakat penghasilan.

Berikut penjelasan lengkapnya.

Penghasilan dari Gaji Bulanan (Zakat Gaji / Zakat Pendapatan Bulanan)

Ini adalah kategori yang paling umum. Termasuk:

  • Gaji pegawai negeri/ASN
  • Gaji karyawan swasta
  • Gaji tenaga profesional (guru, dosen, perawat, tenaga medis)
  • Pendapatan tetap bulanan dari kontrak kerja

Dalam fikih kontemporer, seluruh gaji yang diterima kemudian dihitung 2.5% jika mencapai nisab, baik dibayarkan bulanan maupun tahunan.

Penghasilan Freelance, Honorer, dan Profesional (Zakat Profesi)

Kategori ini mencakup setiap pendapatan dari keahlian pribadi, seperti:

  • Freelancer kreatif (desainer, editor, videografer)
  • Konsultan, notaris, pengacara
  • Penulis lepas, penerjemah
  • Pelatih, mentor, guru privat
  • Pekerja proyek (honorer, borongan, fee-based)

Pendapatan dari profesi sangat fluktuatif, sehingga ulama menyarankan pembayaran setiap kali menerima penghasilan, atau dikumpulkan lalu dibayar bulanan.

Pendapatan Bonus, Komisi, Insentif, dan Tips

Segala bentuk pendapatan tambahan selain gaji pokok juga termasuk sumber wajib zakat, seperti:

  • Bonus akhir tahun
  • Komisi penjualan
  • Insentif performa
  • Tips kerja profesional
  • Fee event dan undangan

Meskipun tidak rutin, pendapatan ini tetap dihitung sebagai zakat mal penghasilan.

Pendapatan Pebisnis Jasa & UMKM

Bagi pelaku usaha jasa, pendapatan dari usaha yang melibatkan tenaga ahli dan jasa profesional juga termasuk zakat penghasilan, seperti:

  • Usaha desain, konsultasi, manajemen
  • Jasa salon, barbershop, laundry
  • Jasa servis kendaraan, teknisi, montir
  • Jasa agensi, pemilik studio foto, penyedia event

Pendapatan dapat dihitung dari laba bersih bulanan.

Penghasilan Dicairkan dari Aset (Termasuk Emas & Deposito)

Beberapa ulama memasukkan pendapatan atau keuntungan yang diambil dari aset sebagai bagian dari zakat penghasilan, di antaranya:

  • Penjualan emas
  • Pencairan deposito
  • Hasil investasi jangka pendek
  • Royalti

Jika pendapatan tersebut menjadi pemasukan baru, maka wajib dihitung sebagai zakat penghasilan.

Pendapatan Pekerja Kreatif Era Digital

Dengan berkembangnya ekonomi digital, semakin banyak muslim memiliki pendapatan dari:

  • YouTube Ads
  • TikTok Creator Fund
  • Monetisasi Instagram dan Facebook
  • Penjualan digital product
  • Affiliate marketing
  • Endorsement
  • Live streaming gifts

Semua pendapatan tersebut termasuk “harta perolehan”, sehingga wajib dizakati jika memenuhi syarat nisab.

Pendapatan Tidak Rutin dan Hibah yang Mendatangkan Kelebihan Harta

Beberapa pendapatan seperti:

  • Hadiah kompetisi
  • Honor acara
  • Fee musiman
  • Bonus proyek
  • Hadiah kontes profesional

Jika sifatnya kelebihan dari kebutuhan pokok, maka masuk kategori zakat penghasilan menurut banyak ulama kontemporer seperti Al-Qaradawi.

Pendapatan yang Tidak Wajib Dizakati

Tidak semua penghasilan termasuk zakat penghasilan. Yang tidak wajib zakat meliputi:

  • Penghasilan haram
  • Pinjaman
  • Pendapatan yang digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan dasar dan belum mencapai nisab
  • Pemasukan yang sifatnya bukan kepemilikan penuh (titipan, dana operasional kerja, dsb.)

Nishab Zakat Penghasilan & Zakat Profesi

Nishab adalah batas minimal harta yang menentukan apakah penghasilan seseorang sudah wajib dizakati atau belum. Dalam konteks zakat penghasilan, nishab menjadi acuan utama sebelum menentukan apakah seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat 2,5% dari pendapatannya.

Baca juga : Haul dan Nisab Zakat: Arti, Dalil, dan Panduan Praktis

Apa Itu Nishab Zakat Penghasilan?

Nishab zakat penghasilan merujuk pada nilai setara 85 gram emas, sebagaimana nishab zakat mal. Jika penghasilan seseorang—baik bulanan maupun tahunan—setara atau melebihi nilai tersebut, maka ia termasuk golongan yang wajib menunaikan zakat pendapatan.

Ulama seperti Yusuf Al-Qaradawi dan Majelis Ulama kontemporer sepakat bahwa penghasilan modern harus tetap mengikuti ketentuan nishab emas karena sifatnya sebagai harta yang berkembang (al-māl an-nāmī).

Nishab Zakat Penghasilan Bulanan

Ada dua metode umum:

1. Nishab Tahunan Dibagi 12 (Dipakai Banyak Lembaga Zakat)

Pendapatan bulanan dianggap wajib zakat apabila:

  • Penghasilan bulanan ≥ nilai nishab emas setara 1 bulan (nilai 85 gram emas : 12).

Misalnya jika 85 gram emas bernilai 85 juta rupiah (simulasi), maka:

  • Nishab bulanan ≈ 7,08 juta
  • Jika gaji bulanan ≥ nilai tersebut → wajib zakat.

Metode ini mempermudah pembayar zakat yang ingin menunaikan zakat secara bulanan.

2. Menggunakan Pendapatan Akumulatif Tahunan

Penghasilan dijumlahkan selama 1 tahun. Jika totalnya ≥ nilai 85 gram emas, maka wajib zakat. Metode ini umum dipakai oleh pekerja yang penghasilannya tidak tetap (freelancer, pekerja proyek).

Pendapat Ulama tentang Nishab Profesi

Beberapa pandangan yang menjadi rujukan:

  • Imam Nawawi menegaskan bahwa semua harta yang berkembang dan melampaui kebutuhan dasar wajib dizakati.
  • Al-Ghazali menyatakan bahwa sumber pendapatan baru yang berpotensi menambah harta harus disucikan dengan zakat.
  • Al-Qaradawi dalam Fiqh az-Zakah menegaskan bahwa pendapatan profesi modern termasuk kategori harta yang wajib dizakati, mengikuti nishab emas.

Kesimpulannya, ulama sepakat bahwa penghasilan kontemporer memiliki kedudukan yang sama dengan harta zakat lainnya.

Kapan Penghasilan Dinilai Wajib Zakat?

Seseorang dianggap wajib zakat penghasilan apabila memenuhi syarat berikut:

  • Muslim, berakal, dan memiliki penghasilan halal.
  • Penghasilan mencapai atau melebihi nishab zakat pendapatan.
  • Pendapatan melebihi kebutuhan pokok hidupnya.
  • Penghasilan dimiliki penuh, bukan titipan atau pinjaman.

Jika semua terpenuhi, kewajiban zakat penghasilan berlaku—baik dibayarkan bulanan atau tahunan.

Cara Praktis Mengetahui Apakah Penghasilan Sudah Nishab

Langkah sederhana:

  1. Cari nilai harga emas terkini per gram.
  2. Kalikan 85 gram → itu angka nishab tahunan.
  3. Bandingkan dengan total penghasilan bulanan/tahunan Anda.
  4. Jika mencapai atau melebihi → wajib zakat.

Untuk memudahkan, pembaca diarahkan agar mengecek simulasi nishab secara otomatis melalui platform resmi Lazismu Jateng di lazismupeduli.id, yang menyediakan informasi terupdate terkait harga emas dan perhitungan zakat mal & penghasilan.

Catatan Penting: Nishab untuk Penghasilan Tidak Tetap

Bagi pekerja freelancer, driver online, kreator digital, atau profesional proyek:

  • Penghasilan dijumlahkan selama beberapa bulan.
  • Jika totalnya mencapai nishab → wajib zakat.
  • Membayar zakat setiap kali menerima penghasilan juga diperbolehkan.

Cara ini lebih mudah dan lebih menenangkan hati karena zakat langsung dibayarkan saat rezeki diterima.

Cara Menghitung Zakat Penghasilan Secara Praktis (2,5% Sesuai Syariat)

Menghitung zakat penghasilan pada dasarnya sangat sederhana: cukup mengalikan penghasilan yang telah mencapai nisab dengan tarif 2,5%. Namun dalam praktiknya, para ulama memberikan beberapa metode yang dapat dipilih sesuai kemampuan dan kondisi pendapatan seseorang.

Bagian ini membahas metode resmi yang lazim digunakan lembaga zakat seperti Lazismu Jateng, serta penjelasan praktis yang memudahkan siapa pun untuk segera menunaikan kewajibannya.

Baca Juga : Kalkulator Zakat

Rumus Dasar Menghitung Zakat Penghasilan

Rumus yang dipakai lembaga zakat:

Zakat Penghasilan = 2,5% × (Penghasilan Kotor atau Bersih)

Dua pendekatan tersebut diterima oleh banyak ulama kontemporer, dan keduanya sah selama mencapai nisab.

1. Menghitung dari Penghasilan Kotor (Bruto)

Pada metode ini, zakat dihitung dari total gaji/penghasilan tanpa dikurangi kebutuhan pokok.

Rumus:

Zakat = 2,5% × Penghasilan Kotor Bulanan

Contoh:

  • Gaji bulanan: Rp8.500.000
  • Karena setara dengan nishab bulanan (setara nilai 85 gram emas dibagi 12), maka wajib zakat.

Maka zakatnya:

  • 2,5% × 8.500.000 =212.500

Kelebihan metode bruto:

  • Lebih mudah dihitung
  • Sangat dianjurkan bagi yang kondisi ekonominya mapan
  • Membantu pendistribusian zakat lebih optimal

Metode ini sering dipilih oleh karyawan tetap, profesional, dan masyarakat dengan pendapatan stabil.

2. Menghitung dari Penghasilan Bersih (Netto)

Pada metode ini, zakat dihitung dari penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok seperti:

  • Makan, tempat tinggal, listrik, transport
  • Pendidikan keluarga
  • Cicilan dasar
  • Kebutuhan wajib lainnya

Rumus:

Zakat = 2,5% × (Penghasilan – Kebutuhan Pokok)

Contoh:

  • Penghasilan bulanan: Rp10.000.000
  • Kebutuhan pokok bulanan: Rp6.000.000
  • Sisa penghasilan bersih: Rp4.000.000

Karena sisa penghasilan bersih ≥ nishab bulanan, maka:

  • 2,5% × 4.000.000 =100.000

Kelebihan metode netto:

  • Cocok untuk keluarga dengan pengeluaran besar
  • Diterima oleh ulama karena lebih realistis sesuai kondisi hidup

Metode ini banyak dipakai oleh pekerja dengan pendapatan tidak tetap, orang tua dengan banyak tanggungan, dan pemilik usaha yang sedang bertumbuh.

Metode untuk Penghasilan Tidak Tetap (Freelance / Proyek)

Bagi freelancer, kurir, pedagang musiman, driver online, kreator digital, dan pekerja proyek:

  1. Hitung total pendapatan selama 1 bulan.
  2. Jika belum stabil, akumulasikan 3–6 bulan.
  3. Jika total penghasilan mencapai nisab → zakat 2,5% wajib dibayarkan.
  4. Disarankan membayar setiap kali menerima penghasilan, agar tidak menumpuk.

Pendekatan ini sejalan dengan pandangan ulama kontemporer yang menegaskan bahwa zakat profesi bisa dibayarkan setelah menerima pendapatan.

Contoh Kasus Lengkap dan Realistis

Gaji Karyawan

  • Gaji: Rp7.500.000
  • Ketentuan: mencapai nishab bulanan
  • Zakat: 2,5% × 7.500.000 = 187.500

Freelancer Desain

  • Pendapatan 1 bulan: Rp12.000.000
  • Kebutuhan pokok: Rp8.000.000
  • Sisa pendapatan: Rp4.000.000
  • Zakat: 2,5% × 4.000.000 = 100.000

Dokter atau Konsultan

  • Pendapatan campuran: Rp20.000.000
  • Menggunakan metode bruto
  • Zakat: 2,5% × 20.000.000 =500.000

Semua contoh ini sejalan dengan kaidah tazkiyat al-māl (penyucian harta) yang dianjurkan para ulama seperti Imam Nawawi dan Al-Ghazali.

Tips Agar Tidak Salah Menghitung Zakat Penghasilan

  • Catat pendapatan bulanan secara teratur
  • Tentukan metode: bruto atau netto
  • Sesuaikan dengan keadaan ekonomi
  • Pastikan nilai nishab menggunakan harga emas terbaru
  • Jangan menunda pembayaran zakat tanpa alasan syar’i
  • Gunakan layanan zakat dari lembaga resmi untuk akurasi dan keamanan

Salah satu pilihan terbaik adalah Lazismu Jateng, karena menyediakan kalkulasi otomatis dan panduan praktis melalui platform resminya lazismupeduli.id, sehingga Anda bisa menunaikan zakat dengan cepat, tepat, dan tanpa keraguan.

Mengapa Menghitung Zakat Penghasilan Sangat Penting?

  • Menjaga keberkahan rezeki
  • Menghindari kelalaian terhadap kewajiban syariah
  • Membantu lebih banyak penerima manfaat (mustahik)
  • Melatih kesadaran berbagi
  • Membiasakan keuangan yang bersih dan jujur
  • Bagian dari tanggung jawab profesional muslim modern

Zakat penghasilan bukan hanya kewajiban, tetapi bentuk kontribusi sosial yang memberi dampak nyata kepada masyarakat—terutama ketika disalurkan melalui lembaga amanah seperti Lazismu.

Cara Membayar Zakat Penghasilan dengan Aman & Sesuai Syariah

Menunaikan zakat penghasilan tidak hanya soal menghitung 2,5% dari pendapatan. Yang tak kalah penting adalah cara membayarnya, memastikan zakat tersebut tersalurkan secara benar, aman, dan tepat sasaran. Di era modern, banyak umat Islam menginginkan proses yang praktis dan terpercaya—baik secara offline maupun online.

Bagian ini membahas langkah-langkah membayar zakat penghasilan, termasuk panduan pembayaran online melalui lazismupeduli.id, platform digital resmi Lazismu Jateng.

Persiapan Sebelum Membayar Zakat Penghasilan

Sebelum memulai proses pembayaran, pastikan tiga hal berikut:

  1. Hitung total zakat Anda
    Gunakan metode bruto atau netto sesuai kondisi. Pastikan hitungan Anda memenuhi syarat nisab.
  2. Niat zakat
    Menetapkan niat adalah hal utama karena zakat adalah ibadah.
  3. Gunakan lembaga resmi
    Menunaikan zakat melalui lembaga terpercaya memastikan penyaluran sampai ke mustahik yang tepat. Salah satunya adalahLazismu Jateng.

Cara Membayar Zakat Penghasilan Secara Offline

Anda dapat membayar zakat secara tatap muka melalui:

  • Kantor layanan Lazismu di Jawa Tengah
  • Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Muhammadiyah
  • Pos layanan zakat di masjid-masjid Muhammadiyah
  • Transfer manual melalui rekening resmi Lazismu Jateng

Keunggulan metode offline:

  • Bisa konsultasi langsung dengan petugas
  • Mendapat bukti pembayaran fisik
  • Cocok bagi yang lebih nyaman dengan interaksi langsung

Cara Membayar Zakat Penghasilan Secara Online (Mudah & Aman)

Pembayaran zakat secara online kini menjadi cara paling praktis.

Salah satu platform resmi yang aman adalah:

 lazismupeduli.id — portal zakat online milik Lazismu Jateng.

Langkah-langkahnya:

  1. Masuk ke website lazismupeduli.id
  2. Pilih menu Zakat Penghasilan / Profesi
  3. Masukkan nominal zakat (sesuai perhitungan)
  4. Isi data diri
  5. Pilih metode pembayaran: transfer bank atau e-wallet
  6. Selesaikan pembayaran
  7. Konfirmasi pembayaran

Keunggulan pembayaran online:

  • Cepat dan tanpa antre
  • Aman dan terverifikasi
  • Tersedia 24 jam
  • Bukti pembayaran otomatis tersimpan
  • Sangat cocok untuk pekerja kantoran, freelancer, dan pelaku usaha

Kelebihan Membayar Zakat Penghasilan Melalui Lazismu Jateng

Mengapa banyak orang memilih Lazismu Jateng?

  • Lembaga zakat resmi dan profesional
  • Penyaluran tepat sasaran melalui program pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan
  • Laporan transparan dan dapat dipantau
  • Sistem pembayaran modern dan aman
  • Pengelolaan dana sesuai standar syariah
  • Platform zakat online yang mudah digunakan di lazismupeduli.id

Dengan membayar zakat melalui Lazismu Jateng, Anda bukan hanya menjalankan kewajiban, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat yang membutuhkan.

Siapa Saja Golongan Penerima Zakat Penghasilan?

Zakat penghasilan wajib disalurkan kepada 8 golongan (asnaf) sebagaimana ditegaskan dalam Surah At-Taubah ayat 60. Menyalurkan zakat kepada golongan yang tepat memastikan ibadah sah dan memberi dampak sosial maksimal.

Lembaga zakat seperti Lazismu Jateng melalui platform lazismupeduli.id memastikan seluruh dana zakat penghasilan disalurkan sesuai ketentuan syariah.

Berikut 8 golongan penerima zakat dalam bentuk singkat:

  1. Fakir
  2. Miskin
  3. Amil
  4. Muallaf
  5. Riqab
  6. Gharimin
  7. Fi Sabilillah
  8. Ibnu Sabil

Menyalurkan zakat kepada 8 asnaf ini sangat penting agar:

  • Penyaluran sesuai syariat
  • Zakat tepat sasaran
  • Dampak sosial lebih optimal
  • Keberkahan bagi muzakki terjaga

Lazismu Jateng memastikan seluruh dana zakat yang Anda titipkan dikelola secara amanah dan dilaporkan secara transparan melalui lazismupeduli.id.

Manfaat Menunaikan Zakat Penghasilan

Menunaikan zakat penghasilan memberikan banyak manfaat bagi seorang muslim, baik secara spiritual maupun sosial. Zakat berfungsi membersihkan harta, menambah keberkahan rezeki, dan menumbuhkan rasa syukur atas karunia yang diterima. Di sisi lain, zakat penghasilan juga memiliki dampak besar bagi masyarakat melalui bantuan kepada fakir, miskin, pelajar kurang mampu, serta pemberdayaan ekonomi umat. Membayar zakat secara rutin melatih kedisiplinan dalam mengelola keuangan dan menjadi investasi akhirat karena pahala terus mengalir setiap kali penerima zakat mendapatkan manfaat. Menyalurkannya melalui lembaga amanah seperti Lazismu Jateng memastikan zakat Anda dikelola secara profesional dan memberi dampak nyata bagi kehidupan yang membutuhkan.

FAQ Seputar Zakat Penghasilan

  1. Apakah zakat penghasilan wajib dibayar setiap bulan?
    Boleh dibayar bulanan atau tahunan, yang penting mencapai nishab dan ditunaikan tepat waktu.
  2. Apakah zakat gaji termasuk zakat mal?
    Ya. Zakat penghasilan adalah bagian dari zakat mal karena berasal dari harta yang berkembang.
  3. Bagaimana cara menghitung zakat penghasilan?
    Hitung 2,5% dari penghasilan kotor atau bersih (setelah kebutuhan pokok).
  4. Apa syarat seseorang wajib zakat penghasilan?
    Penghasilan harus halal, dimiliki penuh, dan mencapai nishab setara 85 gram emas.
  5. Apakah zakat penghasilan boleh dicicil?
    Tidak dicicil, tetapi boleh dibayar bulanan agar tidak menumpuk.
  6. Bagaimana zakat bagi freelancer?
    Jumlahkan pendapatan bulanan; jika mencapai nishab, keluarkan zakat 2,5%.
  7. Apakah zakat sama dengan sedekah?
    Tidak. Zakat wajib, sedekah sunnah.
  8. Siapa penerima zakat penghasilan?
    8 asnaf sesuai Surah At-Taubah ayat 60.
  9. Cara membayar zakat paling mudah?
    Gunakan platform resmi seperti lazismupeduli.iduntuk pembayaran cepat dan aman.
  10. Bolehkah zakat diberikan kepada keluarga?
    Boleh jika termasuk asnaf, kecuali orang tua, anak, dan pasangan (nafkah wajib).

Tunaikan Zakat Penghasilan Anda Sekarang

Menunaikan zakat penghasilan bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan menuju keberkahan, ketenangan hati, dan kontribusi nyata bagi masyarakat yang membutuhkan. Setelah memahami cara menghitung, syarat, nishab, hingga siapa saja penerimanya, kini saatnya Anda mengambil langkah konkret.

Sebagai muslim yang bekerja, berpenghasilan, atau memiliki profesi apa pun—setiap rupiah yang Anda keluarkan untuk zakat adalah investasi jangka panjang, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.

Dan Anda dapat menunaikannya dengan cara yang aman, cepat, dan penuh tanggung jawab melalui lazismupeduli.id

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

SHARE

LATEST POST

Scroll to Top